Latar Belakang
Pemanfaatan
video tele konferensi sebagian besar belum memberikan 'rasa' seperti berhadapan
langsung dengan lawan bicara dikarenakan ukuran tampilan video dan suara kurang
mendekati bentuk nyata.
Penelitian
ini mencoba mengembangkan rancangan model agar pada real video tele konferensi
dapat memberikan efek nyata dengan ukuran tampilan video seperti ukuran
sebenarnya. Selain mengembangkan rancangan, penelitian ini juga melihat
kualitas gambar yang dihasilkan terhadap ketersediaan bandwidth dari saluran
komunikasi.
Dengan mengatur jarak proyektor, cermin datar,
penempatan kamera dan media tampilan layar atau kain yang tepat akan didapatkan
hasil gambar yang real dan proporsi yang sesuai. Dari percobaan didapatkan
hasil bahwa kualitas gambar yang baik dapat dilihat sampai dengan 25 fps dengan
rentang bandwidth 32Kbps-1920Kbps baik pada jalur wired ataupun wireless.
Perumusan
Masalah
1.
Permasalahan
QoS yang kurang memadai.
2.
Mengetahui
parameter QoS dan bagaimana mengatasi QoS yang buruk melalui perangkat lunak.3.
3.
Bagaimana
membuat ruang conference menjadi terasa seperti real.
Tujuan
Untuk
mengembangkan rancangan model agar pada real video tele konferensi dapat
memberikan efek nyata dengan ukuran tampilan seperti nyata meskipun terpisah
oleh jarak.
Metodologi
Dalam penulisan ini menggunakan 2
Penelitian yaitu :
1.Penelitian
Kepustakaan
Penelitian dilakukan dengan
menggunakan
literatur (kepustakaan) dari
penelitian
sebelumnya.
2.Penelitian
Percobaan
Penelitian dilakukan dengan
melakukan
perancangan pada tata letak
sistem video tele
konferensi serta meneliti
beberapa variable
pada
hasil video yang didapat.
Inti
Pembahasan
Melakukan implementasi aplikasi
meetme room untuk layanan conference menggunakan telepon berbasis internet atau
VoIP, mendapatkan hasil
pengukuran QoS (Quality of Service) dengan hasil jitter
rata-rata dan nilai throughput yang mempunyai nilai relatif
sebanding dengan jumlah
user
yang bergabung dalam room.
Mencoba menganalisa video tele
konferensi dengan memanfaatkan akses data berkecepatan tinggi pada jaringan
UMTS. Salah satu ISP yang memanfaatkan teknologi UMTS adalah Indosat Mega Media
(IM2). Kualitas video tele konferensi diukur dengan parameter-parameter yang
meliputi Delay, Packet loss, Peak
Signal to Noise Ratio (PSNR), Structural
Similarity (SSIM) dan Metode E-Model yang menekankan pada nilai delay dan
packet
loss yang
terjadi pada aplikasi real time.
Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan
mengenai Perancangan Layout Sistem Video Tele Konferensi Nyata, dapat ditarik
beberapa kesimpulan :
1. Rancangan telah berhasil
dilakukan dengan pengaturan jarak proyektor, cermin datar,penempatan kamera dan
media tampilan layar
atau kain yang tepat.
2. Pengucapan lafal yang baik dan
pengaturan volume suara yang sesuai dapat membantu artikulasi suara menjadi
lebih terdengar.
3. Penggunaan bitrate yang tepat
dapat membantu menghasilkan video tele konferensi tanpa delay. Semakin besar
bitrate, kualitas output akan semakin baik, namun lebih rentan terhadap delay.
4. Bandwidth harus tercukupi
dengan baik.
Daftar Pustaka
[1]
Bayupati, I Putu Agung; Rosmansyah, Yusep;
Sembiring,
Jaka dan Mahendra, Okki.,
2006,”Infrastruktur
arsitektur multimedia pada
sistem
Interactive Distance Learning”,
Bandung.
[2]
Danyal, Akhmad; Yuliana, Mike dan Arifin.,
2010,
“Implementasi MeetMe Rooms Untuk
Layanan
Conference Berbasis Asterisk for
Java”, Surabaya.
[3]
Handojo, Andreas; Chandra, Robin dan
Andjarwirawan,
Justinus., 2009, ”Aplikasi video
conference
dengan kemampuan beroperasi pada
ipv4
dan ipv6”,
Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi
Informasi 2009 (SNATI 2009)
,Yogyakarta,
20 Juni 2009.
[4]
Noviandari, Irma; Munadi, Rendy dan
Hafidudin.,
2007, “Implementasi video
conference
pada jaringan STT telkom dengan
protokol
h.323 berbasis web”,
Seminar Nasional
Aplikasi
Teknologi Informasi 2007 (SNATI
2007)
, Yogyakarta, 16 Juni 2007
[5]
Sari, Riri Fitri dan Ferdiansyah, Chairu.,2006
“Implementasi
dan Integrasi Aplikasi Learning
Management
System dan Grid Computing untuk
Meningkatkan
Efektifitas Online Course”,
Depok.
[6]
Seong-Hoon Kang and Sung-Han Ki., 1996,
“Realistic Audio
Teleconferencing using
Binaural
and Auralization Techniques”.
[7]
Wijaya, Made Handy Iswara Pasek; Usman,
Uke
Kurniawan dan Irawati, Indrarini Dyah.,
2010,”Analisa
performansi implementasi
layanan
video conference pada jaringan UMTS
(studi
kasus: ISP Indosat M2)”, Konferensi
Nasional
Sistem dan Informatika 2010; Bali,
November
13, 2010.